Jumat, 13 Desember 2013

Promosi Kesehatan

Sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat sangat banyak kegiatan kita mempromosikan kesehatan sebagai bentuk dari usaha meningkatkan derajat kesehatan. Salah satunya adalah melalui media seperti pamplet, brusor, poster dan sebagainya yang berisi berbagai tulisan maupun gambar, yang bersifat persuasif yaitu mengajak masyarakat untuk mempraktekan tulisan yang berisi cara-cara menjaga kesehatan. Melalui media tersebut, kita dapat mempengaruhi masyarakat untuk melakukan gaya hidup sehat, walaupun peluangnya kecil brosur, pamplet, atau poster kita akan dibaca apalagi dipraktekkan dalam kehidupan masyarakat itu sendiri namun setidaknya kita sudah berusaha demi menciptakan masyarakat Indonesia yang sehat.

Promosi kesehatan sangat penting kita lakukan sebagai bentuk usaha bahwa kita sangat peduli akan kesehatan sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat dan demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Promosi kesehatan itu sendiri adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja, namun berkaitan dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam membuat keputusan yang sehat (Wikipedia).
pengubahan gaya hidup dapat difasilitasi melalui penggabungan 3 cara berikut:
  • menciptakan lingkungan yang sehat
  • merubah gaya hidup tidak sehat menjadi gaya hidup yang sehat
  • meningkatkan kesadaran akan hidup sehat
Beberapa metode pendidikan individu, kelompok, dan massa (public):

1. Metode Pendidikan Individual (Perorangan)
Metode pendidikan yang bersifat individual digunakan untuk membina perilaku baru, membina seseorang yang mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakannya pendekatan ini karena setiap individu memiliki masalah atau alasan yang berbeda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut.
Bentuk pendekatannya antara lain :
  • Bimbingan dan Penyuluhan (Guidance and counceling)
  • Wawancara (Interview)
2. Metode Pendidikan Kelompok
Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus diingat besarnya kelompok sasaran dan tingkat pendidikan formal.
  • Kelompok Besar 
Pesertanya lebih dari 15 orang, metode yang cocok untuk digunakan:
a. Ceramah: poin pentingnya , penceramah harus menguasai materi yang akan diceramahkan serta penceramah dapat meguasai sasaran ceramah
b. Seminar

  • Kelompok Kecil
Pesertanya kurang dari 15 orang, metode yang cocok untuk kelompok kecil ini antara lain :
a. Diskusi Kelompok
b. Curah Pendapat (brain storming)
c. Bola Salju (snow balling)
d. Kelompok kecil (buzz group)
e. Memainkan peranan (role play)
f. Permainan simulasi (simulation game)

3. Metode Pendidikan Massa
Digunakan untuk mengkomunikasikan pesan kesehatan yangditujukan kepada masyarakat, harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat di tangkap oleh seluruh masyarakat. Pendekatan ini untuk menggugah kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi awarenss dan belum begitu diharapkan untuk sampai pada perubahan perilaku.
Berikut ini merupakan metode pendekatan massa :
  • Ceramah umum (public speaking)
  • Pidato/diskusi kesehatan di media elektronik
  • Simulasi, dialog antara pasien dan dokter tentang suatu penyakit disuatu media massa
  • Tulisan di majalah atau koran mengenai tanya jawab masalah kesehatan dan penyakit
  • Billboard, spanduk, poster, dan sebagainya

Contoh brosur promosi kesehatan:





Apakah Agama Islam itu?

Kali ini dalam blog sederhana ini saya akan membahas mengenai apakah agama Islam itu. Semoga dengan tulisan ini yang saya ambil dari sumber berupa buku berjudul Pendidikan Agama untuk PT & Umum dengan penerbit UHAMKA PRESS (kampus saya sendiri :D), dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi yang membacanya. Amiin :)

Islam adalah agama terakhir dan karena itu ia merupakan yang paling lengkap. Dengan datangnya agama ini, maka agama-agama sebelumnya dihapuskan. Sebab dengan datangnya suatu aturan yang lengkap, maka tidaklah diperlukan lagi aturan yang tidak lengkap. Islam merupakan agama universal dan abadi. Allah SWT menyebut islam sebagai agama fithrah, agama yang cocok dengan watak bawaan manusia, dan menyeru kepada umat manusia untuk menjaga agar fithrah manusia tetap hidup.
Secara etimologi, islam berasal dari kata aslama-yuslimu-islȃman yang artinya: tunduk, patuh, menyerahkan diri. Kata islam terambil dari kata dasar salama atau salima yang artinya selamat, sejahtera, tidak cacat, tidak tercela, atau dapat juga berarti tenang, diam, telah melakukan kewajiban, telah melunasi, dalam kedamaian sempurna, atau menyerahkan diri kepada Allah yang dengan-Nya orang telah berdamai.
Dengan demikian, secara umum Islam sebenarnya adalah agama Allah yang diwahyukan kepada para rasul-Nya sejak Nabi Adam AS sampai kepada Nabi Muhammad SAW, sebagaimana terdapat pada surah Ali Imran [3] ayat 19.
Namun demikian, dalam menyebut keislaman nabi-nabi terdahulu al-Qur’an tidak menggunakan kata islam (bentuk masdar), tetapi menggunakan bentuk lain yang maknanya sama. Misalnya, ketika Allah menjelaskan keislaman Nuh, Allah menggunakan kata al-muslimȋn, seperti yang tertera dalam surah Yunus [10] ayat 72. Maka dapat ditarik satu sudut pandang bahwa keislaman para rasul berbeda dari segi keluasan makna dan wawasan keuniversalannya diantara satu rasul dengan rasul yang lain. Meskipun demikian, mereka mempunyai kesamaan pada hal-hal yang fundamental dan prinsipil. Ajaran yang datang berikutnya ajarannya lebih luas dan lebih sempurna dibandingkan yang datang sebelumnya. sebagai contoh, Islam yang dibawa Nabi Musa AS lebih luas ketimbang yang dibawa Nabi Nuh AS. Demikian juga Islam yang dibawa Muhammad SAW lebih luas ketimbang rasul-rasul terdahulu. Sebab rasul-rasul terdahulu hanya diutus bagi kaumnya, sedangkan Nabi Muhammad SAW diutus untuk semua umat manusia. Karena itu, Islam yang dibawanya pun harus lebih luas dan menyeluruh.
Dengan demikian, sesungguhnya Islam bersifat universal. Keberlakuan atau keuniversalan Islam berlaku untuk semua orang dan untuk seluruh dunia. Fakta lain yang menunjukkan keuniversalan Islam adalah cakupan Islam atas semua ajaran-ajaran sebelumnya yang diturunkan kepada para rasul terdahulu. Karenanya, termasuk sesuatu yang prinsipil dan fundamental dari kepercayaan Islam adalah kewajiban kepada para pemeluknya untuk percaya pada semua agama Allah dan rasul terdahulu. Hal inilah yang membedakan pemeluk islam dengan pemeluk agama lain. Pemeluk agama-agama lain hanya percaya kepada rasul yang membawa agamanya saja, sedangkan seorang muslim bukan hanya percaya kepada Nabi Muhammad SAW, melainkan juga wajib mempercayai Nabi-nabi pembawa agama lain.
Sementara secara khusus, dalam pengertian pada umumnya, Islam merupakan nama dari agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang merupakan mata rantai terakhir dari agama-agama Allah terdahulu yang telah disempurnakan dan dinyatakan sebagai agama yang diridhai-Nya untuk seluruh umat manusia.
Secara umum terdapat beberapa ciri khusus agama islam, yaitu:
1.        Islam merupakan agama Allah yang bersumber dari Allah SWT baik berupa wahyu langsung (al-Qur’an) maupun tidak langsung (Sunnah Nabawiyah).
2.        Ajaran Islam mencakup seluruh aspek kehidupan (as-syumȗl).
3.        Ajaran Islam berlaku untuk seluruh umat manusia sampai akhir zaman (al-‘umȗm).
4.        Ajaran Islam sesuai dengan fitrah manusia.
5.        Islam menempatkan akal manusia pada tempat yang sebaik-baiknya.
6.        Islam adalah agama yang menjadi rahmat bagi alam semesta.
7.        Islam adalah agama yang berorientasi ke masa depan (akhirat) tanpa melupakan masa kini (dunia).

Berdasarkan ciri di atas. Seorang muslim harus memahami Islam secara utuh dan menyeluruh, tidak parsial (juz’i), karena pemahaman yang parsial akan menyebabkan Islam tidak fungsional secara menyeluruh (kaffah) dalam kehidupannya. Islam merupakan satu sistem yang menyeluruh, mencakup seluruh aspek kehidupan, meterial dan spiritual, ruhani, dan jasmani, duniawi dan ukhrowi. Ke-kaffah-an keimanan seorang muslim ditentukan dari pemahaman dan pelaksanaan seluruh ajaran Islam secara utuh tanpa pengecualian sedikit pun. Keislaman seorang muslim yang menyeluruh menunjukkan keluasan dan kedalaman iman seorang hamba kepada Tuhan, sekaligus kebesaran manfaat dan pengaruh diri yang baik dan positif terhadap sesamanya.

Minggu, 24 Februari 2013

ME vs PRINCE OF CHARMING


Aku segera berlari menyusuri lorong kampus yang sudah sepi, karena sebagian kelas yang ku lewati memang sudah memulai jam kuliahnya. Untuk kesekian kalinya ku lirik jam yang melingkar di pergelangan tangan ku.
“haaah sepertinya aku telat lagi.” Kupercepat gerakan kaki ku dan berharap segera sampai di kelasku.
Kini langkah ku terhenti tepat di depan pintu kelas. Dan benar saja, pak Risdan, dosen mata kuliah matematika ku sudah sampai lebih dulu di kelas dan mungkin sudah sejak tadi beliau memulai jam pelajarannya. Mengingat aku telat sudah hampir 30 menit yang lalu. Dengan ragu ku genggam handle pintu dan segera membukanya. Seketika  tubuhku bergetar hebat, ya bagaimana tidak? Ini sudah kali ketiga aku telat dalam jam mata kuliahnya. Dan pada keterlambatanku yang kedua dia bersumpah akan menghukumku jika aku terlambat lagi.  Tanpa diragukan lagi pasti aku akan kena hukumannya detik ini juga.
Pak Risdan menatapku yang mematung di depan pintu membayangkan cara apa yang akan digunakannya untuk menghukumku. Tatapannya begitu tajam layaknya seekor singa yang menemukan mangsanya dan itu sukses membuatku bergidik ngeri. Tanpa butuh waktu lama kini pak Risdan sudah ada tepat di hadapanku. Tangannya yang menggenggam sebuah penggaris perlahan digerakkan menuju kepalaku.
‘TUUUK’
“aaw, sakiiiit.” Teriakku refleks sesaat setelah pak Risdan berhasil mendaratkan penggaris kesayangannya itu tepat mengenai ujung kepalaku dan sukses membuat gelak tawa di ruangan ini memecah sesaat. Bagaimana rasanya? Jangan tanyakan itu, mungkin jika sekali lagi dia memukulku dengan kekuatan yang sama, aku akan hilang ingatan.
“itu hukuman karena kau tak menghiraukan peringatan bapak kemarin Yerin.” Katanya seraya kembali mendaratkan pukulannya di kepalaku untuk kedua kalinya, walaupun tidak sesakit yang pertama tadi.
“lain kali, jika kau terlambat lagi bapak akan melakukan yang lebih parah daripada ini. Kau mengerti Yerina Fazah Lazuardi?” Katanya seraya menyebut nama lengkapku dan tak lupa menambahkan nama keluargaku di belakangnya. Kata-katanya itu bak petir di siang bolong. Sangat mengerikan.
“baik pak. Maafkan saya.” Jawabku yang masih sibuk mengusap bekas pukulan pak Risdan tadi. Tanpa menunggu aba-aba darinya lagi, aku segera  berjalan menuju kursi kosong dan langsung mendudukinya.
“selamat datang Princess of Late. Tepat seperti dugaanku, kau pasti telat lagi. Dan memang sepertinya kau tidak akan bisa tidak datang terlambat. Iya kan Princess Yerina Fazah Lazuardi ? hahahaha.” Suara pria yang terdengar dari belakangku ini benar-benar membuat perasaanku semakin kacau pagi ini. Siapa lagi kalau bukan Prince of Charming, Kim Rio Hadiwinata. Pria blasteran Korea-Indonesia yang dikenal sebagai anak dari pengusaha properti terkaya nomer 5 se-Indonesia dengan sifatnya yang angkuh, dingin, egois, sok berkuasa, sok mempesona, dan sok paling segalanya. Dan satu lagi yang harus digaris bawahi, dia itu pria yang selalu saja mencari gara-gara denganku. Entah apa motifnya, aku tidak tahu dan memang aku tidak mau tau.
“diam kau, jangan menggodaku. Atau kau sudah bosan hidup ya Rio?” ucapku padanya dengan tatapan yang tak kalah menusuk dari tatapannya.
“oooh mengerikan Yerin.” Tukasnya dengan evil smirk-nya yang mampu membuat semua wanita terpesona setengah mati, ralat, maksudku semua wanita kecuali aku tentunya.
Aku tidak mempedulikan pernyataannya lagi dan segera mengeluarkan buku catatan dari tasku. Karena menurutku penyataannya itu tidak lebih penting jika dibandingkan dengan mata kuliah matematika ku saat ini.
“Yerin, kenapa kau terlambat datang lagi, hah?” kali ini pertanyaan datang dari wanita yang ada di sampingku.
“hehe, aku telat bangun lagi Naya. Dan kau tahu sendiri bukan bagaimana macetnya jalan di pagi hari?” Ucapku menjawab pertanyaan yang diajukan sahabatku barusan.
“issh kau ini selalu menggunakan alasan itu setiap kali kau telat. Aku sampai hafal dengan jawabanmu itu.” Aku hanya bisa nyengir dan tidak menjawab ucapannya lagi.

***

“Baiklah sampai jumpa di pertemuan yang akan datang. Wassalamu’alaikum.” Ucap pak Risdan seraya memberi salam kepada seluruh isi kelas.
“Wa’alaikum Salam Wr. Wb.” Jawab seisi ruangan dengan serempak. Sepeninggal pak Risdan, lagi-lagi Rio menggodaku.
“hai princess Yerin, besok datanglah lebih telat lagi oke ! aku ingin lihat apa yang akan dilakukan pak Risdan padamu.” Aku hanya menatapnya sinis dan segera keluar dari ruangan ini dan meninggalkannya yang sedang asik mentertawaiku. Pria itu benar-benar membuatku gila.
Ku langkahkan kakiku menuju sebuah meja ketika pandanganku menangkap sosok wanita yang selama 7 tahun belakangan ini menjadi sahabatku sedang terduduk di salah satu bangku yang ada di kantin ini sambil membaca buku novelnya. Yaa, dia itu jatuh cinta sekali pada novel. Bahkan mungkin 99% dari hidupnya diisi dengan membaca novel.
“Naya.........” panggilku sedikit berteriak saat menghampirinya. Naya menoleh sembari melontarkan senyumnya.
“sedang apa kau?” tanyaku yang sebetulnya aku sudah tau jawabannya. Ya hanya untuk sekedar basa-basi.
“oh Yerin, aku sedang membaca novel keluaran terbaru yang aku beli kemarin.” Jawabnya sambil terus memandang baris demi baris pada halaman novelnya.
“bagaimana nanti malam, kau bisa datang kan?” kali ini pertanyaanku mengalihkan perbincangan semula kami.
“nanti malam? Ooh Ya Tuhan, hampir saja aku lupa. Pasti aku akan datang Yerin.” Jawabnya dengan ekspresi sumringah.
“kalo begitu berdandanlah yang cantik. Dan kenakan pakaian yang formal, karena ayahku mengundang banyak rekan bisnisnya nanti malam.” Tukasku tak kalah sumringahnya dengan dia.
“apa itu harus Yerin?” tanyanya dengan ekspresi yang bisa dibilang sedang bingung.
“tentu saja Naya, kau tau rekan bisnis ayahku itu sebagian besar seorang eksekutif muda yang tampan. Bahkan lebih tampan dari seorang Prince of Charming itu.” Jawabku sembari memberikan penekanan pada kata ‘Prince of Charming’.
“benarkah? Hahaha kalian ini benar-benar musuh sejati rupanya.”
“dia yang memulainya Naya. Oh sudahlah, jangan bicarakan dia karena itu membuatku muak. Yasudah, datanglah nanti malam seperti yang ku instruksikan tadi. oke.” Jawabku lagi dan segera pergi darinya.

***

Jam menunjukan pukul 19.00 WIB, dan rumahku sudah dipenuhi banyak tamu undangan ayah. Hari ini adalah hari ulang tahun ayahku dan dia mengundang sebagian dari rekan-rekan bisnisnya untuk menghadiri pesta sederhana yang ayah buat, walaupun kenyataannya tidak sesederhana yang dikatakan. Mengingat ayah adalah pemilik perusahaan yang cukup ternama di kalangannya. Seperti yang ku bilang tadi, sebagian besar kolega bisnis ayah adalah seorang eksekutif muda yang berpenampilan menarik. Walaupun begitu tidak ada satupun yang menarik perhatianku.
“bagaimana Naya, apakah ada yang sesuai dengan seleramu?” tanyaku pada Naya bermaksud menggodanya.
“sama sekali tidak.” Jawab Naya sekenanya.
“ah yang benar saja kau ini. Apa tidak ada satupun?”
“lalu bagaimana denganmu? Apa ada yang mendekati kriteriamu?” bukannya menjawab Naya justru bertanya balik padaku.
Aku hanya menggeleng seraya memperhatikan penampilan para pria itu dengan seksama. Perbincangan kami terhenti ketika ayah memanggilku untuk segera mendekat kepadanya. Tanpa pikir panjang aku langsung menghampiri ayah diikuti Naya yang berjalan dibelakangku.
“perkenalkan ini rekan kerja ayah sekaligus teman kuliah ayah dulu di Korea, om Romi Hadiwinata. Dan ini anaknya Rio.” Ujar ayah sembari memperkenalkan rekan kerjanya ini.
Mataku membulat dan betapa terkejutnya aku ketika yang kulihat di hadapanku saat ini adalah prince of charming yang sok mempesona itu seraya menunjukan senyuman sok manisnya padaku dan ayahku. Itu sungguh menjijikan.
“halo Yerina. Apa kabar?” sapanya kepadaku.
“jadi kalian sudah saling kenal sebelumnya?” tanya ayah kepada ku dan Rio.
“kami satu kampus om, bahkan satu kelas di jurusan yang sama.” Ujar Rio pada ayah sembari tersenyum simpul.
“oh bagus kalau begitu. Mungkin kalian bisa jadi teman baik seperti kami.” Ujar ayah yang langsung merangkul om Romi yang ada di sebelahnya.
“tentu saja om. Iyakan Yerina?” jawabnya bersamaan dengan pertanyaan yang dilontarkan kepadaku sambil menatapku penuh arti seakan memaksaku untuk menjawab ‘Iya’.
“oh iya tentu.” Kali ini aku angkat suara setelah sebelumnya hanya diam membisu.

***

Pagi yang cerah untuk ku lewati hari ini. Terlebih hari ini aku tidak telat  datang lagi seperti sebelumnya. Aku tidak harus berlari-lari untuk menuju kelas seperti kemarin. Ya, hari ini aku datang lebih pagi. Dan aku menang karena Rio pasti mengiraku terlambat lagi. Sesampainya di kelas aku langsung menyapa sahabatku, Naya.
“selamat pagi Naya.” Sapaanku sontak menghentikan aktifitasnya yang sedang asik membaca novel seperti biasanya.
“pagi Yerin, baguslah kau tidak telat lagi hehe.” Dia terkekeh sesaat setelah memandangku yang berdiri di hadapannya.
Tak berapa lama pak Risdan pun muncul dan segera memulai jam mata kuliahnya.
“ooh Yerin, kenapa kau tidak datang terlambat lagi haah? Padahal kan aku ingin melihat kau di hukum oleh pak Risdan, ckckck sayang sekali sepertinya princess of late tidak datang hari ini ya.” Tawanya membahana seusai menyelesaikan kalimatnya itu.
“hey Tuan Kim, tidak bisakah sehari saja kau tidak muncul di hidupku haah?” ucapku seraya menatapnya sinis.
“sepertinya tidak, hahahaha.” Dia beranjak dari hadapanku. Tapi sebelum dia benar-benar menghilang dari hadapanku dia menoleh dan mengucapkan kalimat terakhirnya.
“oiya Yerin, aktingmu benar-benar bagus kemarin malam. Hahaha.” Ucapnya sambil tertawa penuh kemenangan. Membuatku semakin geram terhadapnya.
Sebelum mood ku benar-benar hilang, kuputuskan untuk pergi bersama Naya menuju kantin. Setelah kami sampai kami segera duduk di salah satu meja di kantin ini. Tapi ternyata aku menyesali kedatanganku kesini setelah aku melihat seorang perusuh dan teman-temannya berjalan ke arahku. Sepertinya dia ingin cari gara-gara lagi denganku.
“minggir kau, aku ingin duduk disini.” Ucapnya padaku dengan gaya sok cool-nya. Tapi aku hanya diam tak menghiraukan kata-katanya barusan.
“kau dengar tidak kalau Rio ingin duduk disini?” pertanyaan itu muncul dari salah satu teman Rio yang ada di belakangnya.
“kau tidak lihat banyak tempat kosong disini hah?”
“aku ingin disini.” Jawabnya sembari melontarkan tatapan tajamnya ke arahku.
“baiklah. Ambil ini tuan Kim.” Aku langsung berdiri dan secepat mungkin meninggalkan Rio dan beberapa temannya itu.
Rio itu benar-benar menyebalkan. Pria sok mempesona yang kerjanya hanya mencari gara-gara denganku itu memang musuhku sejak awal aku bertemu dengannya. Saat itu aku tak sengaja menumpahkan air ke bajunya, dan semenjak itulah dia selalu menjadikanku bahan ejekannya. Tak hanya itu, dia juga saingan terberatku dalam bidang akademis. IP kami tak terpaut jauh bahkan hampir sama. Tanpa harus ku jelaskan lagi, kepintarannya juga sukses membuatnya populer setengah mati di kalangan para wanita di kampus ini. Sikapnya yang selalu ganti-ganti merk mobil pun juga kerap membuat dia terkenal seantero kampus. Tak lupa dengan wajah tampannya itu bak pangeran-pangeran asal korea yang selalu diidam-idamkan para wanita. Ah, apa hebatnya dia. Tapi bukan itu yang membuatku membencinya. Aku membencinya karena dia tidak bosan-bosannya mengerjaiku setiap saat sampai aku muak. Bahkan mungkin satu kampus tahu bahwa aku memang bermusuhan dengannya.

***

5 bulan kemudian

Sudah seminggu ini aku tidak pernah melihat Rio si prince of charming itu datang ke kampus. Aku tidak tahu apa alasannya. Apa dia sakit? Tidak biasanya dia bolos seperti ini. Yang aku tahu dia selalu rajin datang dan selalu memperhatikan jadwal kuliahnya. Kenapa aku jadi memikirkannya begini? Ooh lupakan saja.
Sampai akhirnya aku tahu alasannya mengapa Rio tak pernah masuk belakangan ini. Ayahku menceritakan semuanya padaku bahwa om Romi, ayah Rio dituduh sebagai tersangka dalam kasus penipuan yang melibatkan perusahaannya yang ada di Korea. Dan sekarang ayah dan ibu Rio sedang berurusan dengan kepolisian.
Setelah mendengar kabar buruk itu akhirnya aku memutuskan untuk berkunjung ke rumahnya. Tapi usahaku sia-sia, kata salah satu dari pembantunya dia sama sekali tidak ingin ditemui oleh siapapun. Kerjanya setiap hari hanya mengurung diri di kamar. Tapi usahaku tak berhenti sampai  disini. Aku meminta  nomer handphonenya dari salah satu pembantunya tersebut. Dan setelah mendapatkannya aku segera pulang ke rumah. Dan sesampainya di rumah aku langsung mengirimkan pesan melalui handphoneku untuknya.
To : Rio
Aku sudah dengar kabarnya dari ayah. Aku harap kau baik-baik saja.
From : Rio
Apa pedulimu?
To : Rio
Kenapa kau bertanya seperti itu? Tentu saja aku peduli, bukankah ayahmu berteman baik dengan ayahku. Aku harap kau mau kembali masuk kuliah lagi seperti sebelumnya.
Dia tidak lagi membalas pesanku. Aku tahu ini pasti berat untuknya. Tapi semoga dia mau menuruti pesanku yang terakhir tadi.

***

Ternyata dia menurutinya. Hari ini kulihat dia berjalan menuju kelas dimana saat ini aku berada. Dia terlihat murung dan tidak bersemangat. Sikapnya benar-benar berubah. Tidak seperti sebelumnya yang selalu mengejekku saat dia melihatku. Padahal tadi dia sempat melihatku. Seperti bukan Rio yang aku kenal.
Aku melihatnya termenung sendiri di bangku kantin. Tanpa fikir panjang aku mendekatinya. Sambil ku bawakan sebotol minuman ringan untuknya. Berharap itu bisa menenangkannya.
“Rio..” sapaku yang kuakhiri dengan senyuman.
Tapi dia sama sekali tak bergeming. Jangankan menjawab, bahkan hanya untuk menolehkan wajahnya kearahku saja mungkin dia enggan.
“hey pria sok tampan, apa kau tidak ingin mengejekku lagi haah?” tanyaku berusaha memancing dia untuk bicara.
Tapi Rio malah berdiri dan segera berjalan menjauhiku setelah sebelumnya menatapku. Aku sama sekali tak bisa mengartikan apa maksud dari raut wajahnya tadi. Kurasa dia  benar-benar terpukul atas kejadian yang menimpa keluarganya. Ya, aku rasa demikian.
Saat aku beranjak pulang menuju rumahku, aku melihat Rio yang baru saja masuk ke dalam mobilnya. Seketika itu muncul ide untuk mengikutinya. Sejujurnya aku menghawatirkan sikapnya yang berubah seperti itu. Segera aku masuk kedalam mobilku dan membuntuti mobilnya dari belakang. Sampai beberapa saat kemudian aku sadar bahwa ini bukan arah menuju rumahnya. Aku terus saja mengikuti mobilnya sampai pada saat dia memarkirkan mobilnya di halaman sebuah gedung tua yang tak terpakai. Kulihat dia turun dari mobilnya itu dan berjalan menuju anak tangga dan menaikinya. Akupun tanpa ragu terus membuntutinya dari jarak agak jauh karena khawatir dia akan mengetahui keberadaanku.
Sesampainya di atas ku edarkan pandanganku ke sekeliling berharap menemukan sosok yang aku ikuti tadi. akhirnya aku menemukannya sedang berdiri di tepi gedung seraya merentangkan tangannya seperti orang yang siap melompat ke bawah. Tunggu dulu, apa tadi yang aku bilang? Melompat? Apakah Rio benar-benar ingin melompat dan bunuh diri? tanpa menghiraukan pertanyaan-pertanyaan di otakku itu, segera aku berteriak memanggilnya sebelum apa yang aku bayangkan benar-benar terjadi.
“Rio, jangan kau lakukan itu Rio! Aku tau kau sangat sedih dan sangat terpukul atas kejadian ini. Tapi masa depanmu masih panjang. Jangan kau berpikiran dengan mengakhiri hidupmu semua masalah akan selesai.” Aku berteriak sekeras mungkin.
“apa maksudmu mengakhiri hidup?” dia menoleh dan balik bertanya kepadaku.
“jangan bunuh diri Rio, aku mohon. Orang tuamu pasti sedih jika sampai kau melakukan hal ini.”
“hahahahahahaha...” bukannya menjawab dia justru tertawa terbahak-bahak mendengar pernyataanku barusan.
Dia mendekatiku dengan senyuman manisnya itu. Di letakkannya telujuknya itu tepat di hadapan dahiku.
“hey bodoh, mana mungkin aku melakukan hal sebodoh itu. Hahaha, kau ini memang benar-benar bodoh ya hahaha.” Jawabnya diliputi dengan gelak tawanya.
Dengan tawanya yang seperti itu aku dapat merasakan dirinya yang dulu kembali saat ini. Dia tidak lagi murung seperti sebelumnya. tawanya yang selalu membuatku jengkel saat itu, dan kini aku dapat merasakannya kembali.
“hey gadis bodoh.” Panggilnya seraya mengibaskan tangannya di hadapan wajahku dan sukses membuyarkan lamunanku.

***

Dua minggu berlalu semenjak kejadian saat aku mengiranya akan bunuh diri waktu itu. Sungguh aku benar-benar malu karena telah salah menyangkanya akan bunuh diri. Dan semenjak kejadian itu, sedikit demi sedikit kami jadi teman baik. Dia juga menjadi pribadi yang terbuka terhadapku. Walaupun sikap menjengkelkannya masih tetap ada, tetapi tidak separah dulu.
“hey bodoh, apa kau bawa mobil hari ini? Apa tidak ingin pulang bersamaku?” tanyanya saat kami akan pulang ke rumah masing-masing.
“heeeh, berhenti memanggilku bodoh prince of charming. Tidak, mobilku sedang di bengkel.”
“kalo begitu ayo!” ajaknya sambil menarikku menuju mobilnya yang tak jauh dari posisi kami saat ini.
“kyaaaa... kau ini bodoh sekali Rioooo.” Teriakku refleks karena terkejut akan perilakunya yang tiba-tiba menarik tanganku menuju mobilnya.
Sesampainya di halaman rumahku aku segera turun dari Mercedes silvernya ini. Tapi sebelum aku turun aku sempat menawarkannya untuk mampir lebih dulu sebelum dia pulang.
“hey mr. Charming, apa kau tidak mau mampir dulu dan bertemu orang tuaku?” tanyaku kepadanya. Terlihat ekspresinya seperti orang yang sedang berpikir lalu mengangguk dan tersenyum.
“assalamu’alaikum.” Kusempatkan salam sebelum aku menerobos masuk pintu rumahku.
“wa’alaikum salam.” Jawab kedua orang tuaku yang sedang duduk di sofa ruang tamu saat ini. Sepertinya mereka sedang kedatangan tamu.
“ayah, bunda, ada Rio.” Ujarku pada mereka.
“pa, ma, kenapa kalian ada disini?” tanya rio kepada kedua orang tuanya yang ternyata adalah tamu yang ku maksud tadi. Dan rupanya aku baru sadar kalau tamu ayah yaitu om Romi dan istrinya.
“Rio, papa bebas dari semua tuduhan dan semua itu berkat om Herry ayah Yerin, yang membuktikan kebenarannya.” Ujar om Romi seraya melontarkan senyumnya ke arah kami.
“iya Rio, ternyata papamu difitnah oleh rekan kerjanya sendiri.” Lanjut ayah memperjelas maksud om Romi tadi.
“benarkah? Terima kasih banyak om, tante.” Jawabnya kepada orang tuaku dengan senyum sumringahnya.
“dan..” kalimatnya menggantung lalu dengan cepat menolehkan wajahnya ke arahku dan menggenggam kedua tanganku.
“terima kasih Yerin. Terima kasih atas semuanya. Terima kasih atas jasa kedua orang tuamu, terima kasih atas semua dukunganmu selama ini, terima kasih selama ini kau sama sekali tidak pernah dendam padaku walaupun aku selalu menjahilimu. Dan terima kasih atas julukanmu padaku, Prince of Charming. Aku menyukainya. Terima Kasih gadis bodoh.” Lanjutnya seraya menampilkan senyum simpulnya. Aku benar-benar merasa aneh pada diriku. Seketika jantungku memompa lebih cepat saat Rio menggenggam tanganku tadi. Darahku terasa berdesir dengan cepatnya. Apa ini? Aku belum pernah merasakan ini sebelumnya. Aku hanya bisa tersenyum senang menjawab ucapan terima kasihnya.
“oh sebaiknya kita harus berbesan Romi. Hahaha.” Tukas ayah kepada sahabat karibnya itu.
“benar Her, bagaimana kalau kita jodohkan mereka?”
“apa? Dijodohkan?” ujarku dan Rio secara bersamaan.



**TAMAT**

Just For Dev


Dev memandang keluar jendela. Derasnya air hujan tak sebanding dengan derasnya luka dihati Dev.
“Hai... bengong aja Dev ?” ucap Mira yang tiba-tiba datang mengagetkannya.
“Nga apa-apa” Dev menyunggingkan senyum manisnya.
“Kamu masih mikirin dia ya ?” Mira berkata lirih.
“Nggaa... ” jawab Dev singkat
“Masa sih... udahlah... lupain Dev ! masih ada orang lain yang lebih baik dari dia?” tandas Mira.
“Sulit ra, nga semudah itu... gue harap lo ngerti” jawab Dev.
Mira merasa perih saat mendengar berulang-ulang kalimat itu. Kalimat yang sering didengarnya sejak 4 bulan lalu.
“Okay..., yaudah kalo gitu gue balik ya udah malem... baaii (menepuk bahu Dev)...” Mira pun bersiap untuk pergi meninggalkan Dev di apartemen.
“Bentar banget...” tandas Dev.
“Hahahaha.... orang gue kebetulan ngelewatin apartemen lo, yaudah w mampir aja pengen liat muka sahabat tercinta gue yang lagi galau... ” canda Mira.
“Syakee lo...” lembarnya buku ke arah Mira membalas ledekannya. “Yaudah hati-hati...” pesan Dev.
“Siap bosssss......” tandasnya

13 Jun
Dear Diary...
Kapan kau akan mengerti hati ini ? hati dimana menunggumu selalu.
Lelah jiwa ini, aku ingin kau datang,
walaupun setitik senyum kecil yang kau bawa...
by : Mira

Hari ini Mira kembali datang ke apartemen Dev, saat itu telihat Dev sedang duduk dibalkon sambil memandangi sebuah foto. Terdapat fotonya dengan seorang wanita bernama Vina.
“Dev, ngapain lo ? udah sarapan lom ? w bawain makanan nih...” Dev membalikkan tubuhnya dan menghadapkan ke meja makan tempat Mira duduk.
“aku nga laper ra” ucap Dev dan kembali membalikkan badan.
“Dev... harus sampai kapan si lo kaya gini, setiap hari gue nemuin lo, tapi keadaan lo kaya gini-gini aja. Makanan yang gue bawain nga pernah sedikitpun lo sentuh.” Mira menahan air matanya yang sudah berada di ujung mata.
“gue nga laper ra... please ! jangan paksa gue, Oke..”

Dev pun segera pergi meninggalkan Mira sahabat dari SMA yang terpopuler dengan paras cantik nan tomboy-nya itu. Dev bukan tipe cowok yang bisa diatur dan dipaksa. Sebenarnya Mira tidak bermaksud untuk memakan makanan bawaannya, hanya saja ia kesal karena Dev selalu berperilaku seperti itu.
Mira berjalan menuju kursi balkon tempat sebelumnya Dev duduk, ia melihat foto yang sedari tadi terus Dev pandangi. Dibalik foto itu terdapat sebaris kalimat dengan tinta merah
My Love is Vina. I Love u now and forever...

“Forever ? fo..re...ver...” gumam Mira pelan. Lanjutnya “Apa sudah tidak ada kesempatan untuk gue? Apa gue harus tetap mengalah pada keadaan ini?” Mira pun pergi dengan beberapa tetes air mata di pipinya.
Disaat itu Dev pun kembali ke apartemennya dan dilihatnya fotonya dengan Vina di lantai. Ia berfikir, pasti Mira yang melakukannya.
Dev pun langsung pergi ke rumah Mira di perumahan DPR secara orang tua Mira adalah anggota wakil rakyat, letak perumahannya berada disebrang apartemen Dev. Sesampainya Dev dirumah Mira, ia persilahkan masuk oleh bik nana pembantu Mira. Dev pun melihat Mira sedang menangis disamping swimming pool miliknya.
“Kenapa lo ra...” Dev panic. Bagaimana tidak, ia melihat sahabatnya menangis tersedu. Mira bukan tipe cewek cengeng dan ia pun tidak pernah melihat Mira nangis, bahkan saat Mira harus putus dengan Bian pacarnya setahun yang lalu.
“Nga papa ko... tadi mata gue kelilian debu perih banget, gue kucek-kucek matanya malah keluar air mata kaya orang nangis deh jadinya....” jelasnya walaupun dengan alasan berbohong.
“Beneran nga bohongkan....” tanya Dev.
“Bener, yaudah Dev ke ruang tamu aja, tar gue bikinin minum. Lo mau minum apa ?” jawab Mira dengan mimik pura-pura ceria menutupi sakit hatinya.

5 menit kemudian, Mira membawakan minum keruang tamu untuk Dev. Saat itu, mereka hanya diam, diam dan membisu serasa hening sekali dirumah ditambah bik nana yang lagi pergi beli pulsa untuk Mira dikonter pulsa depan perum.

“Ra....” Dav pun membuka pembicaraan.
“Lo tau kan kalo gue sayang banget sama Vina, semua gara-gara gue Vina pergi selamanya. Andai saja gue dengerin omongan lo untuk nga pergi ke pesta dibar itu.. pasti Vina masih ada sampai sekarang...” entah apa yang Mira dengar serasa membuat hatinya serasa luka yang diberi perasan jeruk nipis, periihhhh banget. Mira pun mulai mengedip-ngedipkan matanya sesering mungkin agar air matanya tak jatuh. “Mira ngerti ko...” jawab Mira singkat.
Disaat tubuh Mira mulai lemah dan lunglay, Mira meminta izin ke Dev untuk ke kamar sebentar dan tak disangka disaat Mira sampai di depan pintu kamarnya tubuh rampingnya tak dapat menopang. Kakinya lemah, matanya berat  dan tak dapat melangkah dan pingsanlah Mira didepan kamarnya. Dev yang mendengar bunyi seperti orang jatuh langsung mengarahkan matanya ke arah kamar Mira, dan sontak ia bergegas menhampiri dan menggotong Mira ke kamar tidurnya dan bik nana pun belum juga datang lalu ia bawalah Mira ke RS.

Setelah ditolong dokter dan suster keadaan Mira membaik ia pun telah siuman dari pingsannya.
“Lo nga papa kan ra... sakit apa si lo... ” introgasi Dev.
“nga papa ko... Cuma kecapean aja, oh ya bik nana mana ?” tanya Mira.
“Ya Allah ampe lupa ngasih tau bik nana, yaudah w telpon dulu bik nana sekalian bawain baju salin buat lo yahh...” jelas Dev.
“Udah malam Dev, lo jemput bik nana aja gih kasian kalo dia naik taksi sendirian, please...” mohon Mira.
“Yaudah gue tinggal ya...” pamit Dev.

Tak lama Dev sampai rumah Mira dan bik nana dengan muka panic-nya menanyakan majikannya Non Mira. Dijelaskanlah kejadian saat itu dan Dev menyuruh bik nana mengambilkan beberapa baju salin dilemari Mira.
Dev pun ikut masuk ke kamar Mira saat bik nana mengambilkan beberapa baju salin untuk Mira. Dev liat beberapa bingkai foto beserta isinya, dalam foto pertama terdapat beberapa gaya narcis Mira, di bingkai ke-2 foto Mira beserta Dev dan ke-3 Dev melihat beberapa fotonya perpajang, terpajang tanpa foto Mira hanya foto Dev seorang yang berjejer kecil dan banyak terpampang rapi dibimgkai itu.
Dev pun menghampiri foto-fotonya. Tiba-tiba Dev melihat sebuah celengan yang mirip dengan celengannya, hanya saja celengan Dev bermotif wanita sedangkan Mira bermotif wanita. Dev pun mengambil celengan itu, entah apa yang ia pikirkan. Ia buka bulatan besar penutup celengan yang berada di bawahnya. Hanya beberapa carik kertas didalamnya, ia buka satu-persatu kertas kecil tersebut.

Kertas pertama
Entah apa namanya, yang pasti aku merasa perasaan ini hanya untuk mu.

Kertas kedua
Aku mulai tahu, seperti apa dirimu dihatiku.

Kertas ketiga
Mungkin salah perasaan ini.

Kertas kelima
Apa kau bukan untukku !?

Kertas keenam
Dev.... aku ingin kamu tau semua itu....

Betapa terkejutnya Devsetelah membaca semua surat kecil itu. Rasa penasaran Dev pun bertambah saat ia membuka buka Dairy Mira secara sembunyi-sembunyi dari bik nana. Ia ambil Dairy itu dan ia baca di ruang tamu. Lembar demi lembar ia buka namun hanya ada satu lembar Dairy yang ingin ia baca denga tinta merah ia bacalah dairy itu.

9 April
Dear Diary
Aku ingin melihatmu bahagia, aku rela walau harus menahan rasa sakit ini, aku ingin hanya aku selalu ada disampingmu, aku pun ingin membiarkan darahku mengalir ditubuhmu, sebagai tanda bahwa aku benar-benar ingin selalu bersamamu.
By: Mira

Ternyata 4 bulan yang lalu, saat dev dan Vina pergi kebar menghadiri pesta ulangtahun teman Vina bersamaan dengan hujan turun derasnya. Mira sudah mengingatkan mereka berdua untuk tidak usah hadir namun mereka tetap nekat pergi. Tiba-tiba diperjalanan Dev dan Vina mengalama kecelakaan. Setelah beberapa hari Vina meninggal dan Dev kehabisan darah dan memerlukan darah AB karena stok darah Rs telah habis.
Mira pun mendonorkan darahnya untuk Dev. Saat itu keadaan Dev sangat parah, ia membutuhkan darah bergolongan AB secepatnya. Hanya Mira yang berada disana, sementara keluarga dan orang tua Dev berada diluar kota. Mira tau kalau ia bergolongan darah AB. Sebenarnya Mira mempunyai anemia, dan ia tidak boleh menanggungkan resiko berat bila darahnya didonorkan pada Dev.
Dokter dan perawat pun telah mengingatkan Mira, namun ia tidak menghiraukan. Ia tetap memohon pad dokter agar Dev bisa selamat dengan darah Mira. Setelah ia mendonorkan darahnya untuk Dev, mira harus dirawat.
Kadang Mira merasa tidak kuat dengan anemiannya, ia selalu merasa lemas bila ada pikiran atau setelah melakukan suatu pekerjan.tapi kejadian tersebut tidak diketahui oleh Dev, Mira sengaja menutupi semua ini demi Dev.

Rai sudah mendengar semua kejadian itu, betapa menyesalnya Dev karena ia tidak pernah memperhatikan Mira selama ini. Saat ini Dev hanya bisa melihat Mira terbaring di ranjang rumah sakit tak berdaya. Dev berharap dan sangat berharap Mira tidak akan meninggalkannya, ia juga tidak ingin membiarkan orang yang ia sayangi kedua kalinya pergi meninggalkannya.

-SELESAI-